STUDI KASUS BUSINESS RISK AND MARKET RISK
PT GUDANG GARAM, Tbk
Salah satu perusahaan rokok terbesar
di Indonesia yaitu PT Gudang Garam sempat menjadi perusahaan yang juga mendapat
dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang
melanda Indonesia, seperti berita yang dilansir oleh liputan6.com berikut ini
Dampak Pelemahan Rupiah Mulai Terasa ke
Emiten
Pelemahan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir
mempengaruhi laba-laba perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada
hari ini, Rabu (21/8/2013) sudah menyentuh ke level Rp 10.963 per dolar Amerika
Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi hari ini sangat mempengaruhi
emiten-emiten yang sudah melantai di bursa.
Kepala Strategi Riset dan Ekuitas Bahana Sekuritas me Harry Su
mengatakan, akibat dampak pergerakan pelemahan rupiah, banyak emiten yang
terkena dampak dari pelemahan rupiah tersebut. "Jelaslah, pelemahan rupiah
itu sangat jelek untuk pasar. Tapi emiten yang mempunyai utang berdasarkan mata
uang dolar AS," ujar Harry ketika ditemui dalam acara Halal bi Halal
Bahana Group dan Market Update di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba bersih di setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Adapun saham yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT). Saham telekomunikasi tersebut terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI Rate hampir sebesar 24% dari raihan laba bersih.
Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba bersih di setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Adapun saham yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT). Saham telekomunikasi tersebut terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI Rate hampir sebesar 24% dari raihan laba bersih.
Selain ISAT, laba bersih perusahaan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga
megalami penurunan hingga 0,9%. Laba PT Bakrie Telekomunikasi Tbk (BTEL) juga
mengalami penurunan hingga 5,9% dan laba bersih PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
mengalami penurunan 5,9%.
Lanjut Harry, pelemahan rupiah juga menurunkan laba bersih emiten,
tapi juga memberikan dampak pada keuntungan emiten. PT Timah Tbk (TINS)
mengalami penurunan keuntungan hingga 5,2%, sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) mengalami penurunan laba bersih hingga 3,4%. "Pelemahan mata uang
rupiah juga berdampak pada PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengalami
penurunan laba bersih hingga sebesar 3,9%," tegasnya. Ditambahkannya,
pelemahan rupiah yang semakin tajam, memang mempengaruhi kinerja emiten,
khususnya yang berpendapatan mata uang dolar AS. Berdasarkan berita diatas PT
Gudang Garam menjadi salah satu perusahaan yang mengalami penurunan laba
bersihnya sebesar 0,9% akibat melemahnya
nilai rupiah.
Hal ini dialami oleh PT Gudang Garam
karena perusahaan membutuhkan bahan baku utama berupa tembakau dan cengkeh yang
berkualitas untuk produk mereka, sementara kualitas panen tembakau dan cengkeh
lokal yang menjadi bahan baku utama tersebut sangatlah bergantung pada cuaca,
faktor cuaca yang kini sering tidak menentu mengakibatkan penurunan kualitas
panen kedua bahan baku tersebut. Sehingga perusahaan terpaksa harus mengimpor
persediaan bahan baku mereka dari luar negeri agar kualitas atas produk yang
dihasilkan tetap terjaga. Inilah yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Selain itu penurunan pendapatan dan
laba bersih Gudang Garam dapat disebabkkan juga oleh aturan pemerintah, karena
sebelumnya industri rokok diberatkan dengan aturan pemerintah yaitu regulasi mengenai rokok, PP Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan
pemerintah tahun 2012 kemarin yang mengacu pada Framework Convention
on Tobacco Control (FCTC) yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 2003, salah satu aturannya yang berupa
kenaikan bea pita cukai yang secara terus menerus dan juga kewajiban
menampilkan gambar - gambar seram dari bahayanya rokok pada kemasan dan iklan
rokok.
Biaya pita cukai dan PPN Gudang
Garam pada tahun 2013 mencapai 29 triliun, atau setara 67% dari total beban
biaya pokok penjualan Gudang Garam. Dan jika dibandingkan dengan pendapatan
penjualan, biaya pita cukai Gudang Garam tahun 2013 setara dengan 54% hasil
pendapatan penjualan perusahaan. Artinya, 54% dari total pendapatan penjualan
Gudang Garam tahun 2013 digunakan untuk membayar bea pita cukai dan PPN. Dan
jika dilihat dalam beberapa tahun belakang, kontribusi biaya pita cukai dan PPN
tersebut nilainya selalu diatas 50% dari total pendapatan penjualan Gudang
Garam. Bagaimana pun itu perusahaan harus tetap mengeluarkan dana untuk
membayar besarnya biaya pita cukai sesuai aturan.
Serta kewajiban perusahaan
menampilkan gambar-gambar dari bahaya dan dampak negatif rokok pada kemasan
serta iklan produk secara tidak langsung akan mengurangi minat para konsumen
untuk merokok, hal ini tentu saja akan menurunkan penjualan rokok, termasuk
rokok Gudang Garam itu sendiri, dan dampak lainnya dari ketatnya aturan
pemerintah dalam industri rokok adalah Gudang Garam harus mengurangi dan
menghemat biaya perusahaan yang lainnya. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan kebijakan penawaran pensiun dini kepada para karyawannya terutama karyawan borongan sigaret kretek tangan (SKT) dan operasional dengan alasan untuk mengantisipasi dampak buruk yang akan terjadi
pada perusahaan dimasa mendatang akibat bertambah ketatnya peraturan industri
rokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
ANALISIS
1.
Mengapa
perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya?
Alasannya untuk perusahaan bisa
memperoleh dan menambah modal kerja serta biaya untuk operasional dengan lebih
mudah dan cepat, apalagi sebagai perusahaan rokok membutuhkan biaya operasional
yang tinggi karena banyak memperkerjakan tenaga kerja
2.
Kepada
siapa perusahaan berhutang tersebut?
PT Gudang Garam melakukan kredit
berupa pinjaman jangka pendek kepada sejumlah bank lokal dan asing, serta perusahaan
mendapat pinjaman modal dari para investor melalui penjualan saham perusahaan
3.
Bagaimana
perusahaan melakukan pembayaran utang tersebut?
Untuk pembayaran kredit pinjaman
jangka pendek kepada sejumlah bank perusahaan berusaha untuk melunasinya
sebelum jatuh tempo, sementara untuk kepada investor pelunasannya dilakukan
pembagian deviden kepada pemegang saham ketika perusahaan mendapatkan laba
4.
Apa
saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan?
Risiko Bisnis dan Risiko Pasar
Sesuai dengan pembahasan studi
kasus, perusahaan ini yaitu PT Gudang Garam merasakan dampak dari penurunan
nilai tukar rupiah yang berakibat menurunnya laba bersih perusahaan yang akan
berdampak pada membagian deviden kepada para pemegang saham, serta peraturan
pemerintah yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan perusahaan.
Risiko Likuiditas
Karena perusahaan berhutang maka perusahaan
memiliki risiko tidak dapat melunasi seluruh utang dan kewajibannya kepada
sejumlah bank dan para investornnya.
Risiko Operasional
Perusahaan membutuhkan bahan baku
yang berkualitas untuk memproduksi produknya namun banyak kendala yang harus
dihadapi karena kualitas panen bahan baku yang sering berubah yang tentu saja
akan mengganggu proses produksi.
Risiko Peraturan Pemerintah
Sebagai perusahaan yang memproduksi rokok yang mempunyai dampak
negatif pada kesehatan, tentu saja akan
ada peraturan khusus dari pemerintah untuk mengawasi penjualan produk rokok
tersebut, peraturan yang berupa pengetatan dalam iklan yang tentu akan
mempengaruhi penjualan produk mau tidak mau harus dihadapi oleh perusahaan.
5.
Bagaimana
cara agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya tanpa melakukan kredit atau
berhutang?
Perusahaan dapat mengefisienkan pengeluaran
dan memaksimalkan kinerja operasional serta penggunaan asset perusahaan yang
ada agar dapat menyisihkan dana untuk melakukan promosi produk seperti menjadi
sponsorship untuk acara-acara besar misalnya pertandingan olahraga bertaraf
internasional, selain demi penaikan penjualan produk cara ini dilakukan agar
tetap bisa berpromosi ditengah ketatnya peraturan iklan dan penjualan rokok
oleh pemerintah.
Perusahaan juga dapat melakukan investasi dengan menanamkan modal
dan membeli saham perusahaan lain agar mendapatkan sebagian deviden dari
perusahaan tersebut untuk tambahan modal kerja.
STUDI KASUS OPERATIONAL
RISK
KODAK
Penyebab Kodak Bangkrut
Liputan6.com,
New York: Setelah Eastman Kodak Corporation dinyatakan pailit, muncul beragam
penelitian tentang penyebab kebangkrutan perusahaan pelopor film fotografi
tersebut.
Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, Senin (23/1), perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, Senin (23/1), perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai
kesalahan Kodak membuang proyek-proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan
investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York,
yang membutakan perusahaan untuk berinovasi pada teknologi lain.
"Kodak
sangat puas dengan penilaiain Rochester dan tak pernah mengembangkan kehadiran
teknologi baru di pusat-pusat dunia," ujar Rosabeth Kanter, Profesor
Administrasi Bisnis Arbuckle di Harvard Business School. "Ini seperti
mereka tinggal di museum," sindirnya.
Sejak 1888,
George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca
besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film
roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari
potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu
insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital.
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka.
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka.
"Ketika
(George Eastman) meninggal, ia menyisakan pengaruh pada perusahaan, yang salah
satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia," kata Nancy Westt,
seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of Missouri.
"Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak
maju." tandasnya.
Selain itu,
penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang
bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pekan lalu, Perez dan
Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara
nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas
gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa membonceng pada
smartphone atau koneksi Wi-Fi.
"Orang
tidak hanya tertarik dengan fitur baru, kecuali sesuatu yang revolusioner, dan
ini adalah fitur tambahan,"ujar Suzanne Kantra, Editor Blog Teknologi
Techlicious dan matan Editor Teknologi Popular Science.
Analis mengatakan
Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan
konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan
mengedit foto-foto mereka. Sebaliknya, Kodak berfokus terlalu banyak pada
perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti
Facebook.
Bangkrutnya Kodak, bangkrutnya pelopor
fotografi
Jakarta
(ANTARA News) - Eastman Kodak Co, ikon fotografi yang menemukan kamera tenteng
(hand-held) telah mengajukan pailit dan berencana mengerutkan postur
usahanya. Langkah ini ditempuh demi menghentikan laju terjun bebas dari
meruginya salah satu perusahaan terkenal di Amerika Serikat itu.
Pengajuan
pailit yang di Amerika terkenal dengan Pasal 11 ini, membuat Kodak menjadi
perusahaan terbesar yang menjadi korban krisis di era digital. Perusahaan
ini gagal mengeluarkan teknologi lebih modern seperti kamera digital yang ironisnya
justru ditemukannya. Kodak pernah mendominasi industri ini.
Status
pailit ini membuat perusahaan yang didirikan pada 1880 itu mampu mendapatkan
pembeli untuk sekitar 1.100 paten digitalnya. Kodak kini mempekerjakan 17.000
staf di seluruh dunia, padahal sembilan tahun lalu ada 63.900orang.
"Ini
adalah hari yang sangat menyedihkan sekalipun kita telah berusaha mencegahnya,"
kata Shannon Cross, analis pada Cross Research. "Jika perusahaan ini
bertahan, maka akan menjadi entitas (bisnis) yang jauh lebih kecil."
Menurut
berkas ajuan pailit ke pengadilan pailit AS di Manhattan, Kodak memiliki asset
5,1 miliar dolar AS dan 6,75 miliar dolar AS liabilitas sampai akhir September
lalu. Dari berkas itu pula diketahui bahwa Chief Financial Officer Antoinette
McCorvey mengungkapkan rencana Kodak untuk menjual asset-asset pentingnya
selama pailit itu.
Kodak
berharap menuntaskan program restrukturisasi pada 2013. "Ini adalah satu
langkah yang memang dibutuhkan dan hal baik yang mesti dilakuan demi masa depan
Kodak," kata Chairman dan Chief Executive Antonio Perez. Nilai pasar Kodak
telah amblas di bawah 100 juta dolar AS dari 31 miliar dolar AS yang dicapai 15
tahun lalu ketika harga sahamnya bertengger di 94 dolar AS. Tapi kini
harga sahamnya hanya 30 sen.
Kodak
akhirnya memenangkan persetujuan resmi hakim kepailitan AS Allan Gropper untuk
mendapatkan dana talangan senilai 650 juta dolar AS dari konsorsium pimpinan
Citigroup Inc. Jumlah ini kurang 300 juta dolar AS dari yang diminta
Kodak. Tapi itu cukup membantu perusahaan untuk tetap beroperasi dan
menghindari dilikuidasi. Dengar pendapat akhir akan dilangsungkan 15 Februari
nanti. Proposal paket 18 bulan yang diajukan Kodak ini ditentang para kreditor
karena khawatir Kodak tak bisa melunasinya, apalagi jika manajemen membiarkan
kerugian terus menggunung dan gagal mereorganisasi perusahaan.
"Tak
akan menjadi Pasal 7," kata hakim, merujuk kode pasal kepailitan di AS
yang berarti sebuah perusahaan harus dilikuidasi.
Paten
digital
Perez,
mantan eksekutif Hewlett-Packard Co yang menjadi kepala Kodak pada 2005,
beberapa tahun terakhir telah membanting usaha Kodak ke bisnis printer namun gagal
memperbaiki profitabiltas perusahaan. Sejak 2007 Kodak tak bisa lagi
untung. Kodak tertinggal untuk waktu lama dari para pesaingnya, kata Ananda
Baruah, analis Brean Murray. Kodak berjuang keras memenuhi kewajiban pensiun
dan lainnya bagi lebih dari 65.000 pekerja, pensiunan dan lainnya.
McCorvey
mengatakan Apple Inc, produsen BlackBerry Research in Motion Ltd dan HTC Corp
dari Taiwan mundur dari negosiasi paten karena kondisi keuangan Kodak
berdarah-darah. Litigasi paten terpenting Kodak untuk bisa untung kembali.
Kodak menggugat Apple, Research in Motion dan HTC karena melanggar paten, namun
ketiga perusahaan ini membantah. Menurut McCorvey, Kodak menderita krisis
likuiditas yang akut setelah para vendor menghentikan pengapalan dan penyediaan
jasa, serta menuntut jangka pembayaran yang lebih pendek. Kodak mengaku
memiliki dana tunai 820 juta dolar AS, tapi angka itu anjlok hingga hanya 56,7
juta dolar AS. Dan ini menekan kantor pusat Kodak di Rochester, New York,
di mana jumlah pekerjanya terpangkas menjadi sekitar 7.000 orang dari
sebelumnya 60.000 orang.
Andrew
Cuomo, Gubernur New York, menyebut status pailit Kodak ini sebagai berita yang
sulit dan disesalkan oleh kota tersebut, sementara Bank investasi Lazard
membantu Kodak untuk mendapatkan pembeli paten digitalnya. Mark Zupan, dekan fakultas bisnis Universitas
Rochester, mengatakan Kodak masih memiliki banyak sekali nilai sehingga tak
perlu dilikuidasi. "Segmen-segmen akan cukup menguntungkan demi
mempertahankan status leader ketika perusahaan menjadi lebih ramping,"
katanya. Perez mengatakan pailit akan membantu Kodak memaksimalisasi nilai
paten yang berkaitan dengan pencitraan digital yang digunakan secara virtual
dalam setiap kamera digital modern, ponsel pintar dan tablet. Andrew Dietderich,
pengacara Kodak, berkata kepada Gropper dalam dengar pendapat Kamis itu bahwa
perusahaan itu percaya masih memiliki hak intelektual antara 2,2 - 2,6 miliar
dolar AS. Di antara 100.000 kreditor Kodak itu diantaranya adalah Wal-Mart
Stores Inc, Target Corp, Sony Corp dan Walt Disney Co.
Trademark
George Eastman yang putus sekolah SMA dari kawasan utara New York, mendirikan perusahaan ini pada 1880 dan mulai membuat piringan-piringan fotografis. Untuk mengembangkan bisnisnya, dia menggunakan mesin bekas untuk membuat piringan-piringan foto. Dalam delapan tahun, nama Kodak menjadi trademark. Perusahaan ini lalu mengenalkan kamera tenteng, lalu film roll-up. Eastman juga mengenalkan "Wage Dividend" dalam mana perusahaan memberi bonus kepada karyawan berdasarkan kinerjanya.
George Eastman yang putus sekolah SMA dari kawasan utara New York, mendirikan perusahaan ini pada 1880 dan mulai membuat piringan-piringan fotografis. Untuk mengembangkan bisnisnya, dia menggunakan mesin bekas untuk membuat piringan-piringan foto. Dalam delapan tahun, nama Kodak menjadi trademark. Perusahaan ini lalu mengenalkan kamera tenteng, lalu film roll-up. Eastman juga mengenalkan "Wage Dividend" dalam mana perusahaan memberi bonus kepada karyawan berdasarkan kinerjanya.
Kodak
lalu membuat kamera-kamera seperti Brownie yang diluncurkan pada 1900 dan
Instamatic pada 1963. Di lamannya, perusahaan ini mengatakan bahwa sebuah
kamera Kodak telah digunakan pada misi Apollo 11 tahun 1969. "Kamera
Kodak telah digunakan oleh para astronot untuk memfilmkan pendaratan di bulan
hanya dalam jarak beberapa inchi," kata NASA. Film Kodak telah digunakan
pada 80 film pemenang Oscar untuk Film Terbaik.
Pada
1975, Kodak menemukan kamera digital seukuran pemanggang roti. Kamera
digital ini terlalu besar untuk saku fotografer amatir yang kantongnya kini
bisa dipenuhi kamera-kamera digital buatan Canon, Casio dan Nikon. Namun Kodak
malah mencampakkan kamera digital dan bertahun-tahun hanya menyaksikan
pesaing-pesaingnya merampas pangsa pasar digital.
Pada
1994, Kodak men-spin off bisnis kimia-nya, Eastman Chemical Co,
yang terbukti berhasil. Kejatuhan Kodak di depan mata ketika September lalu,
investor menarik 160 juta kreditnya sehingga membuat keuangan perusahaan
menjadi kering. Belum jelas benar bagaimanakah Kodak akan menangani kewajiban
pensiunya, yang kebanyakan mengambilnya berdekade-dekade lalu ketika
perusahaan-perusahaan AS malah menawarkan paket pensiun dan kesehatan yang
lebih menarik.
ANALISIS
1.
Mengapa
perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya?
Perusahaan Kodak melakukan pinjaman
selain untuk memdapatkan modal untuk melakukan produksi, meminjam modal pada
investor juga dapat memperluas penggunaan produk dan nilai paten dari produk
agar perusahaan bisa berkerjasama dengan beberapa perusahaan yang terkait
2.
Kepada
siapa perusahaan berhutang tersebut?
Perusahaan Kodak mendapat pinjaman modal dari investornya yang berupa beberapa perusahaan
terkait dan diantaranya secara langgsung menggunakan produk yang dikeluarkan
oleh perusahaan seperti Wal-Mart Stores Inc, Target Corp, Sony Corp dan Walt Disney Co.
3.
Bagaimana
perusahaan melakukan pembayaran utang tersebut?
Perusahaan akan melunasi
kewajibannya kepada investor jika perusahaan mendapatkan laba dari penjualan
produk, karena perusahaan mengalami kerugian dan pailit, sehingga perusahaan
harus menjual beberapa assetnya serta melaporkan kepailitannya kepada
pemerintah agar mendapat bantuan dalam melunasi utang-utangnya tersebut
4.
Apa
saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan?
Risiko Operasional
Perusahaan Kodak yang bergerak
didunia tekonologi tentu akan banyak mengalami perubahan dan kemajuan zaman,
namun perusahaan ini tidak mampu untuk memproduksi produk maupun itu
menciptakan produk baru ataupun memperbarui produk lama mereka sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan para konsumen dan masyarakat luas, sehingga perusahaan
harus menghadapi masalah bahwa produk mereka tertinggal serta kalah bersaing
dengan produk lain dan menimbulkan kerugian pada perusahaan
Risiko Likuiditas
Perusahaan memiliki risiko tidak
dapat melunasi seluruh utang dan kewajibannya kepada sejumlah perusahaan dan
investornnya, apalagi perusahaan mengalami pailit karena produk yang dijual
tidak bisa menhasilkan keuntungan pada perusahaan
Risiko Reputasi
Perusahaan terancam memiliki
reputasi yang buruk karena banyak pengamat bisnis yang meramalkan bahwa
perusahaan tidak mampu lagi beroperasi karena harga saham perusahaan yang terus
menurun
Risiko Tenaga Kerja
Karena perusahaan secara terus
menerus mengalami kerugian maka perusahaan harus mengurangi banyak tenaga
kerjanya serta permasalahan untuk membayar gaji dan biaya pensiun bagi para
karyawannya yang masih berkerja
Risiko Bisnis
Persaingan bisnis didunia tekonologi
sangatlah pesat, pesaing selalu mengeluarkan produk terbaru dan lebih canggih,
sehingga lebih digemari oleh konsumen dan laku dipasaran, risiko ini menjadi
salah satu risiko yang tidak bisa dilalui oleh perusahaan Kodak.
5.
Bagaimana
cara agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya tanpa melakukan kredit atau
berhutang?
Karena Perusahaan Kodak sebenarnya
sudah lama bergelut didunia teknologi dan fotograpi, perusahaan juga sudah
punya nilai paten atas beberapa produk yang mereka ciptakan serta sudah
mendapat banyak kepercayaan dari beberapa perusahaan yang menggunakan produknya
tersebut tentu saja perusahaan seharusnya sudah punya banyak pengalaman tentang
sektor ini. Sebaiknya perusahaan membangun kerjasama dengan perusahaan lain
masih terkait dengan dunia fotografi dan teknologi jika memang perusahaan sudah
tidak mampu untuk memproduksi sendiri produk yang dapat laku dipasaran. Dengan
berkerjasama dengan perusahaan lain Kodak masih bisa menggunakan pengalamannya
dan berbagai assetnya yang masih dimiliki untuk keperluan operasional, tanpa
harus meminjam modal dari pihak lain.
Selain itu perusahaan juga dapat beralih ke bidang media sosial
seperti yang telah disarankan oleh analis, selain karena sedang majunya bisnis dalam
dunia online, modal yang harus dikeluarkan jumlahnya pun tidak sebanyak untuk
memproduksi perangkat keras yang biasanya dilakukan oleh Kodak selama ini.
STUDI
KASUS CREDIT RISK
PT KIANI
KERTAS
Prabowo
dan 'Kebocoran' di PT.Kiani Kertas
Kembali, lebih dari 1000 orang karyawan PT. Kiani Kertas (Kertas
Nusantara) dijadwalkan akan demo di depan kantor pemkab Berau Kalimantan Timur
karena tunggakan gaji yang tidak diterima karyawan selama lebih dari 5 bulan.
Pembayaran ini sudah ditunggak sejak bulan Agustus tahun lalu, karena kondisi
keuangan perusahaan kertas terbesar di Asia tersebut dalam kondisi kritis. Ada
apa dengan PT. Kiani Kertas? Bukankah dulu perusahaan ini berkibar dan sangat
menguntungkan? Mengapa kini dalam kondisi terengah-engah? Salah kelola seperti
apa? Apa ada yang bocor? Menurut Suyadi, Ketua DPC SBSI Berau Kaltim, sebelum
diambil alih oleh Prabowo, kondisi PT. Kiani sangat sehat. Pabrik berjalan
dengan baik, karyawan sejahtera, penduduk sekitar yang memiliki pohon
diuntungkan juga dengan menyuplai ke PT. Kiani Kertas. Sebelum diambil alih
oleh Prabowo, perusahaan itu sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan
berhasil meningkatkan taraf perekonomian di Berau. Tetapi sekarang, walupun
mesin-mesin masih baik, suplai kayu sudah ada (dari masyarakat sekitar yang
menanam pohon kayu di HTI), tetapi mengapa justru produksi dihentikan?
Pengambil Alihan PT. Kiani Kertas dari Bob Hassan ke Prabowo Dulu perusahaan
ini merupakan perusahaan milik Bob Hassan. Perusahaan ini diambil alih oleh
BPPN terkait penyelesaian hutang Bank Umum Nasional milik Bob Hassan senilai Rp
8,9 Trilyun. Berarti dalam hitungannya ketika itu tentu nilai PT. Kiani Kertas
senilai Rp 8,9 Trilyun. Tahun 2002, BPPN menawarkan kepada perusahaan milik
Prabowo Subianto, PT. Voyala, yang kemudian membeli semua saham PT. Kiani
senilai Rp 7,1 Trilyun. Dari nilai tersebut, US$ 230 juta (sekitar Rp 2,3
Trilyun) merupakan kredit dari Bank Mandiri. Tetapi kemudian PT. Kiani terjerat
dalam kredit macet tidak mampu membayar hutangnya ke Bank Mandiri.
Pada tahun 2005, Prabowo dipanggil oleh Kejagung sebagai saksi
penyaluran kredit dari Bank Mandiri ke PT. Kiani Kertas, karena ada temuan dari
Kejagung dan BPK terdapat perbuatan melawan hukum dalam penyaluran kredit Rp
1,89 Trilyun yang berpotensi menimbulkan kerugian negara. Tetapi tahun 2011,
kasus ini di SP3kan oleh Kejagung. Penyelamat Prabowo dalam masalah kredit
macet PT. Kiani Kertas adalah Hasyim Joyohadikusumo, yang pada tahun 2007 menyetorkan
uang ke Bank Mandiri senilai US$ 50 juta, sehingga PT. Kiani bisa melakukan
restrukturisasi hutang. Pada tahun 2011, PT. Kiani digugat pailit ke PN Jakpus
karena tidak mampu membayar hutang dengan no register perkara 31/Pailit/2011/PN
Niaga Jakpus.
PT.Kiani lolos dari gugatan pailit setelah 89% atau 120 kreditur dari
143 setuju memberikan perpanjangan masa pembayaran hutang. Keputusan ini
diambil dari rapat pemungutan suara yang diadakan untuk memutuskan atau menolak
proposal perpanjangan hutang oleh perusahaan milik Prabowo tersebut.
Perpanjangan masa pembayaran terhitung mulai 2013, selama 15 tahun untuk
kreditur separatis dan 20 tahun untuk kreditur konkuren Data kurator kepailitan
menunjukkan bahwa hutang perusahaan terdiri dari :
1. Rp 7,94 Trilyun kepada kreditur separatis (kreditur utama atau
pemegang jaminan kebendaan atau asset, prioritas mendapatkan pembayaran
penjualatan kepailitan)
2. Rp 5,6 Trilyun kepada kreditur konkuren yang diakui
3. Rp 734 milyar kepada kreditur konkuren yang diakui sementara
Yang mengherankan, ternyata Prabowo meminjam kepada asing. Jadi kreditur
separatis senilai Rp 7,94 Trilyun itu adalah JP Morgan Europe Ltd, Credit
Suisse International, Boshendal Investment Ltd, Langass Offshore Inc. Lah, ini
sami mawon donk, dimana letak nasionalismenya? Tidak semua kreditur menyetujui
proposal perpanjangan hutang tersebut. Salah satunya adalah Allied Ever
Investmen Ltd, yang menyatakan bahwa proposal dibuat sederhana. Padahal hutang
yang dibuat oleh PT. Kiani Kertas ini dulu Rp 14,3 Trilyun. Kuasa hukumnya
menyatakan: 'Banyak hal yang seharusnya diperiksa dan dipelajari. Apalagi
laporan keuangan mereka juga tidak diaudit. Yang diaudit baru disampaikan
kemarin.' Dana yang dipinjam memang sangat besar sekali. Nilainya trilyunan
rupiah. Jika perusahaan tetap sekarat, cashflow perusahaan untuk bergerak tidak
ada, bukankah penzaliman namanya terhadap karyawan yang ada beserta masyarakat
sekitar yang menumpukan hidupnya dengan keberadaan perusahaan ini? Kemana
larinya hasil produksi dulu yang sempat sangat baik? Dan kini, perusahaan itu
masih berdarah-darah. Apakah Prabowo tidak berminat menutup kebocoran disini
dengan serius pembenahan manajemen di PT. Kiani Kertas alias Kertas Nusantara
ini?
ANALISIS
1.
Mengapa
perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya?
Perusahaan terlibat utang untuk
keperluan bisnis karena ada pemindah alihan kepemilikan perusahaan dari Bob
Hasan ke PT. Voyala, perusahaan
milik Prabowo Subianto yang membeli seluruh saham PT. Kiani
yang senilai Rp 7,1 Trilyun namun dari nilai tersebut, US$ 230 juta (sekitar Rp
2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank Mandiri
2.
Kepada
siapa perusahaan berhutang tersebut?
PT. Kiani menjadi terlibat utang kepada Bank Mandiri, dan kepada
beberapa pihak kreditur lainnya yang berupa kreditur separatis, kreditur
konkuren yang diakui, kreditur konkuren yang diakui sementara, serta kreditur
asing seperti JP Morgan Europe Ltd, Credit Suisse International, Boshendal
Investment Ltd, Langass Offshore Inc.
3.
Bagaimana
perusahaan melakukan pembayaran utang tersebut?
Karena perusahaan tidak mampu untuk
membayar kewajibannya kepada para kreditur unuk saat ini, maka perusahaan
sempat digugat pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, namun perusahaan
berhasil lolos dari gugatan tersebut dan mendapat perpanjangan waktu untuk
melunasi kewajibannya dari para kreditur
4.
Apa
saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan?
Risiko Likuiditas
Perusahaan memiliki risiko tidak
dapat melunasi seluruh utang dan kewajibannya kepada bank dan sejumlah pihak
yang menjadi krediturnya meskipun sudah mendapat perpanjangan waktu karena
perusahaan tidak beroperasi dengan baik.
Risiko Operasional
Perusahaan memiliki risiko
operasional karena ada perubahan kepemilikan perusahaan yang secara langsung
merubah dan mengganggu sistem operasional serta manajemen internal perusahaan
menjadi tidak berfungsi dengan baik dan menimbulkan masalah
Risiko Tenaga Kerja
Perusahaan yang tidak produktif
dengan baik seperti sebelumnya menghasilkan risiko kepada perusahaan tidak bisa
membayar gaji para tenaga kerjanya dengan sesuai.
5.
Bagaimana
cara agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya tanpa melakukan kredit atau
berhutang?
Karena sebelum pemindah alihan
kepemilikan perusahaan, PT Kiani Kertas sudah dapat beroperasi dengan baik
tanpa terlilit oleh utang, maka dari itu perusahaan seharusnya bisa tetap
mempertahankan sistem manajemen dan operasional mereka dengan baik agar perusahaan
tetap berproduksi dengan lancar dan perusahaan bisa mendapatkan keuntungan.
Sistem manajemen internal yang baik, mengurangi pengeluarkan
perusahaan yang tidak penting, memaksimalkan penggunaan asset yang dimiliki
perusahaan serta memanfaatkan sumber daya dari lingkungan sekitar perusahaan
untuk kebutuhan produksi dapat menghemat biaya perusahaan daripada perusahaan
harus meminjam dana kepada kreditur untuk kebutuhan produksi.
SUMBER
mohon maaf bila ada kesalahan saya juga masih dalam proses belajar
terimakasih
terimakasih
Terima kasih linknya ke duniaindustri.com (pioner berita dan komunitas industri di Indonesia)
BalasHapusTerima kasih linknya ke duniaindustri.com (pioner berita dan komunitas industri di Indonesia)
BalasHapusGood News
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusterimakasih ka info nya sangat membantu tugas kuliah saya
BalasHapus