SAILOR MOON

SAILOR MOON

Selasa, 21 Januari 2014

KERAJAAN BALI KUNO (SEJARAH-SMA)



KERAJAAN BALI KUNO

GEOGRAFIS
Kerajaan Bali kuno terletak dipulau Bali yang berada di sebelah timur pulau jawa.
Kerajaan bali mempunyai hubungan sejarah yang erat dengan kerajaan-kerajaan dipulau jawa khususnya jawa timur (singasari dan majapahit).

KEHIDUPAN POLITIK
Pada prasasti tertua diBali (tahun 882 M) memberitakanperintah membuat pertapaan & pasanggrahan di Bukit Kintamani, tetapi tidak disebutkan raja yang memerintah.
Demikian juga prasasti berangka  tahun 911 M, yang isinya memberi izin kepada penduduk Desa Trunyaan membangun tempat suci bagi pemujaan Bhattara da Tonta.
Munculnya kerajaan bali  dapat diketahui melalui prasasti Blanjong (Sanur) yang berangka tahun 914 M yang ditulis dengan huruf Pranagari dan Kawi, sedangkan bahasanya ialah Bali Kuno dan Sanskerta.

RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI KERAJAAN BALI :
         Raja Pertama ialah Kesari Warmadewa        yang bertakhta di Istana Singhadwala dan merupakan raja yang mendirikan  Dinasti  Warmadewa. Dua tahun  kemudian ia digantikan Ugrasena.
         Raja Ugrasena(915-942) bertakhta di Istana  singhamandawa & ia meninggalkan             sembilan prasasti yang umumnya berisi  pembebasan pajak untuk daerah - daerah tertentu.
         Raja ke-3 adalah Aji Tabanendra  Warmadewa (955-967) ia memerintah bersama permaisurinya  yaitu Sri             Subadrika Dharmadewi.
         Raja ke-4 adalah Janasadhu Warmadewa  (975-983).
         Tahun 983 muncul raja wanita yang  bernama Sri Wijaya Mahadewi, yang  kemudian digantikan oleh Udayana  Warmadewa.
         Udayana Warmadewa memerintah  bersama permaisurinya yaitu Gunapriya Dharmapatni yang lebih  dikenal Mahendradatta, mereka  memerintah bersama sampai tahun  1001 M, karena pada tahun itu Mahendradatta meninggal. Udayana  meneruskan pemerintahannya sampai  tahun 1011 M. Udayana memiliki 3 orang anak yaitu  Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Karena Airlangga menjadi menantu Dharmamangsa di Jawa Timur, maka yang menggantikan Udayana adalah Marakata.
         Raja Marakata (1011-1022) bergelar  Dharmawangsawardhana Marakata  Pangkajasthana Uttunngadewa , ia  dianggap  sebagai kebenaran hukum yang selalu memerhatikan dan melindungi  rakyat, maka ia disegani & ditaati oleh  rakyatnya. Pengganti Marakata ialah Anak Wungsu.
         Anak Wungsu (1049-1077) adalah raja yang paling banyak meninggalkan  prasasti (kurang lebih 28 buah prasasti)          dan ia berhasil mewujudkan kerajaan           yang damai, aman, dan sejahtera.  Anak Wungsu  dianggap oleh  rakyatnya sebagai penjelmaan Dewa  Hari (Dewa kebaikan), dan masa pemerintahannya gemilang.  Anak Wungsu berhasil membangun kompleks percandian di Gunung Kawi, dan setelah ia meninggal, ia didharmakan di candi tersebut.
         Raja Jayasakti (1135-1150), pada saat itu agama Buddha, Siwaisme, dan Waisnama berkembang dengan baik, dan         ia disebut sebagai penjelmaan           Dewa Wisnu. Kitab undang-undang yang berlaku pada saat     itu adalah Utara Widdhi Balawan dan Raja Wacana/Rajaniti.
         Raja Jayapangus (1177-1181) yang  dianggap sebagai penyelamat rakyat  yang terkena malapetaka karena  melalaikan ibadah, ia mendapat  wahyu dari dewa untuk mengajak rakyat mengadakan ritual agama yang sekarang dikenal dengan        Upacara Galungan. Kitab yang  digunakan adalah kitab Mana Wakamandaka.
         Setelah Jayapangus, Bali diperintah oleh raja-raja yang lemah. Bali kemudian berhasil ditaklukan oleh Gajah Mada dan menjadi wilayah kekuasaan Malapahit.

Kehidupan Sosial Ekonomi
Struktur masyarakat pada masa Kerajaan Bali Kuno sesuai dengan kebudayaan Hindu India.
Yaitu dengan sistem kasta yang disebut caturwarna. Untuk masyarakat yang diluar kasta disebut budak / njaba.
Selain itu dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak.
Misalnya: Wayan, Made, Nyoman, dan Ktut. Untuk anak pertama dari golongan brahmana dan kesatria disebut Putu.
Kehidupan ekonomi masyarakatnya bertumpu pada pertanian. Beberapa istilah yang berkaitan dengan bercocok tanam ialah:
         Sawah
         Parlak(sawah kering)
         Gaga(ladang)
         Kebwan(kebun)
         Kasuwakan(irigasi)
Selain bercocok tanam ada yang berkerja disektor kerajinan, seperti membuat barang-barang kerajinan dari emas &perak, peralatan rumah tangga dan alat-alat pertanian. Ada juga yang berkerja sebagai pemahat  dan pelukis.
Kegiatan perdagangannya pun sudah cukup maju. Dibeberapa desa terdapat golongan saudagar yang disebut wanigrama dan wanigrami. Mereka memiliki pejabat yang mengurus kegiatan perdagangan yang disebut banigrama/banigrami.

KEHIDUPAN BUDAYA
Masuknya  kebudayaan Hindu-Buddha ke Bali berpengaruh besar pada masyarakatnya, agama Hindu diBali telah bercampur dengan adat-istiadat sehingga Hindu khas Bali disebut Hindu Dharma.
Agama Buddha juga berkembang walau tak sepesat agama Hindu.
Karena dapat diketahui dari jumlah pendeta Hindu yang bergelar dang acarrya lebih bayak daripada pendeta agama Buddha yang bergelar dang upadhyaya.
Di bidang budaya berkaitan dengan kehidupan keagamaan dapat dilihat dari bangunan peninggalan masa kuno seperti Candi Padas di Gunung Kawi dan Pura Agung Besakih
Agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan seacara damai menunjukan adanya toleransi yang tinggi dalam masyarakat Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentarnya yaa...
TERIMA KASIH sudah baca..